Minggu, 22 September 2013

Ungkapan untuk hari ini

              Hari ini, hari dimana berpijak suatu kehidupan, kehidupan yang sesekali tidak seperti apa yang kita bayangkan. Lika - liku yang menjadi sebuah misteri dalam hidup ini pun masih tidak bisa aku bayangkan, seperti apakah kedepannya ? itulah takdir, ataukah itu nasib ? masih belum terfikirkan.
              Hari ini seakan kelam untuk ku, mungkin untuk orang lain entah siapa dan dimana yang sama mengalami seperti apa yang aku rasakan hari ini. Semua ini berawal dari rumah ini, rumah dimana untuk sebagian orang menyebutkan bahwa rumah adalah tempat berteduh, rumah adalah tempat paling aman, rumah adalah istanaku, meskipun seperti apapun bentuknya. Tetapi sebagian orang pun berfikir rumah ini sudah tidak seperti apa yang difikirkan, sama seperti aku menganggapnya untuk hari ini.
             Disinilah aku tempati rumah yang hari ini kelam, yang membuatku tidak merasakan apa arti dari rumah ini yang seakan aku ingin segera meninggalkannya. Kejadian ini tidak ingin aku ceritakan sebetulnya, tetapi inilah luapan emosi, aku berfikir daripada emosi ini beralih ke tempat yang tidak benar, mungkin inilah tempat yang benar.
             Disinilah sesuatu yang sama sekali tidak aku inginkan, sesuatu yang sama sekali tidak nyaman, sesuatu yang pasti apabila seseorang mengalami ini pasti tidak akan menginginkannya juga. Keluarga, disaat keluarga terjalin suatu keharmonisan akan tercipta suatu kenyamanan bagi siapapun yang tinggal bersama apa yan disebutkan keluarga tersebut, sebaliknya apabila keluarga hiruk pikuk dengan segala masalah dengan segala keributan yang ada di dalamnya pasti seseorang pun enggan untuk ada di dalamnya, itu lah yang terjadi pada ku hari ini, dimana keluarga bukan menjadi sesuatu yang harmonis tetapi malah menjadi sesuatu yang aku merasakan sesuatu kekecewaan.
             Di lain pihak aku sebagai anak yang paling dewasa untuk meredekan hiruk pikuk tersebut seakan hanya dianggap suatu kekosongan, sesuatu yang tidak dihiraukan, sesuatu yang dianggap percuma, pembelaan - pembelaan ku seperti tak berguna.
             Ibu, aku sangat menyayangi mu melebihi orang yang tersayang bagi ku, aku minta maaf tidak bisa meredakan emosi dari bapak.
             Bapak, aku pun sama perasaan ku untuk mu sama dengan perasaan kepada Ibuku, tapi apa yang dilakukan oleh mu aku tidak bisa memaafkan itu, maaf telah melawan mu, dan maaf emosi ku tak terbendung lagi terhadapmu.
             Ingatlah kehidupan keluarga itu kehidupan bersama, kita jalani bersama dengan harmonis, dengan apa yang ada, dengan apa yang harus memang kita jalani.